Rabu, 06 Juni 2012

REMAJA MUSLIM VS VALENTINE'S DAY

Artikel

 Assalmualaikum yaa ikhwat
 

Valentine’s day atau bahasa kerennya Valentine’s day, siapa remaja masa kini yang tak kenal istilah itu?. Hampir seluruh manusia di belahan bumi manapun turut larut dalam perayaan hari kasih sayang yang jatuh pada tanggal 14 Februari itu. Menjelang hari yang dianggap membawa kasih sayang itu, semua manusia yang ingin merayakannya tengah sibuk mempersiapkan segala sesuatu agar Valentine’s day-nya bisa berkesan. Kesibukan anak cucu Adam ini diantaranya: sibuk berburu pernak-pernik Valentine’s day seperti cokelat, bunga, kartu ucapan atau aksesoris yang berbau Valentine’s day.

Disamping itu valentine’s day juga dijadikan para remaja sebagai moment yang tepat untuk menyatakan rasa kasih sayang pada pasangannya, karena banyak juga dari para remaja yang merayakan hari jadinya di hari kasih sayang ini. Moment valentine’s day ini dari budaya barat yang dibawa oleh kaum Nasrani. Kenyataannya para penganut valentine’s day ini bukan hanya berasal dari orang-orang non-muslim saja, tapi virus-virus valentine’s day sudah mulai menyebar dan mempengaruhi pola tingkah laku umat muslim, khususnya para remaja muslim di negara kita ini.

Dari budaya yang dibawa oleh kaum barat tersebut menimbulkan suatu pertanyaan.

Sebenarnya Muslim boleh atau tidak ikut merayakan valentine’s day?

        •         

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.

Dari ayat diatas kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa janganlah kita melakukan sesuatu yang tidak kita ketahui makna perilaku yang kita lakukan, bahasa ringannya jangan tiru-tiru apa yang tidak kita pernah pahami.

Islam sangat melarang umatnya dari sikap tasyabuh (menyerupai budaya atau gaya hidup non-muslim) baik dari segi ucapan, tingkah laku, atau cara bermode. Sungguh merupakan sebuah kekurang cerdasan jika kita sebagai generasi muda islam ikut melestarikan budaya yang sama sekali tidak memiliki ikatan sejarah, emosional, dan religius sedikitpun dengan ajaran islam. Keikutsertaan kita dalam perayaan yang identik dengan hura-hura dan maksiat ini merupakan refleksi sebuah kekalahan dalam peperangan mempertahankan identitas jati diri kita sebagai pemeluk Islam.

Sebagai generasi muda muslim, selain kita dituntut untuk lebih mendalami teknologi dan ilmu pengetahuan akibat bertambah majunya zaman, kita juga dituntut mampu mempoposisikan diri sendiri serta lingkungan atau budaya kita dari integritas budaya asing. Tidak mudah terbawa arus modernisasi yang cenderung menyesatkan dan jangan sampai kita sebagai umat islam hanya bagai buih di lautan, banayak mudah-mudi terombang-ambing, banyak namun tak berarti.

Kita sebagai muslim seharusnya bangga dengan budaya yang kita punya, jadi tak perlu ikut-ikutan budaya orang yang kita tidak memahami arti tujuannya. Hal ini semestinya yang harus kita lakukan di zaman masing-masing ke dasar ajaran agama islam, kembali ke ajaran islam yang sesungguhnya, mendekatkan diri pada Allah SWT, serta membekali diri ini dengan tembok pengetahuan agama yang baik.

Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk meninggikan kalimat Allah di medan perjuangan yang semakin hari semakin kompleks ini sesuai dengan background kita masing-masing. 

Amin yaa robbal’alamin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar