“Komunikasi
Antar Pribadi Perilaku Pesan Nonverbal”
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Komunikasi Antar Pribadi”
Oleh :
Lu’lu’ul Mardhiyatul Lailah (B06210013)
Syamsul Arifin (B062100 )
Julia Damayanti (B06210067)
Kelas: 4/ F3.1
Dosen Pengampu: Drs. Yoyon Mudjiono.
M. Si
FAKULTAS DAKWAH
PRODI ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Komunikasi Antar
Pribadi.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Demikianlah
sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana
ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini penulis
mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan
dari semua pihak mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah
SWT.
Surabaya, April
2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seperti kita ketahui, komunikasi manusia tidak
hanya menggunakan simbol-simbol verbal melainkan juga simbol-simbol nonverbal.
Begitu juga halnya dalam komunikasi antarpribadi, kita tidak hanya menyampaikan
pesan secara verbal, tetapi juga secara nonverbal. Pesan-pesan nonverbal
tersebut bukan hanya memperkuat pesan verbal yang disampaikan, terkadang malah
menyampaikan pesan tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan untuk
menafsirkan dan memahami pesan-pesan nonverbal tersebut.
Sama halnya dengan bahasa verbal, pesan-pesan
nonverbal pun terikat pada lingkungan budaya tempat komunikasi berlangsung.
Oleh sebab itu, dalam komunikasi antarpribadi yang banyak menggunakan
pesan-pesan nonverbal, diperlukan juga pemahaman atas lingkungan budaya tempat
kita berkomunikasi. Tanpa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai ada
kemungkinan komunikasi nonverbal disalah artikan atau disalah tafsirkan. Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui pengertian, fungsi dan
jenis-jenis komunikasi nonverbal yang biasa kita pergunakan dalam kegiatan
komunikasi kita sehari-hari.
Komunikasi nonverbal ini pun sangat penting
dipahami karena banyak dipergunakan dalam menampilkan atau menjaga citra
seseorang. Dalam kampanye pemilihan presiden misalnya, seorang kandidat
presiden harus menampilkan diri dengan sosok tertentu sebagai pesan nonverbal yang akan disampaikan pada
calon pemilihnya. Dengan komunikasi nonverbal pulalah seorang guru menjelaskan
materi pelajaran pada para siswanya selain menggunakan komunikasi verbal. Oleh
karena komunikasi nonverbal pulalah, sinetron yang kita saksikan bisa lebih
kita pahami maksudnya.
B.
Rumusan Masalah
a.
pengertian
komunikasi nonverbal?
b.
Jenis-jenis,
Fungsi dan tanda komunikasi nonverbal?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Komunikasi Nonverbal
komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan di
sampaiakan tidak menggunakan kata-kata. contoh komunikasi nonverbal adalah
menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, cara berbicara. Para
ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi”tidak
menggunakan kata-kata” dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi nonverbal
dengan komunikasi nonlisan. Contohnya bahasa isyarat dan tulisan tidak di
anggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi
dan gaya bicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal
juga berbeda dengan dengan komunikasi bawah sadar yang dapat berupa komunikasi
verbal ataupun nonverbal.
B.
Jenis-jenis Komunikasi Nonverbal
Ada cara lain memahami komunikasi nonverbal,
yakni dengan melihat komunikasi ini berdasarkan kategori-kategorinya.
Jenis-jenis ini pun sekaligus menunjukan bidang luas komunikasi nonverbal dalam
tindakan komunikasi manusia. Jandt (1998:104-116) mencatat ada (9) sembilan
jenis komunikasi nonverbal, yaitu sebagai berikut:
1.
Proxemics (Kedekatan)
Istilah ini berasal dari Edward Hall yang
mengambilnya dari kata Proximity (kedekatan) untuk menunjukan adanya ruang atau tetorial baku dan ruang
personal yang kita gunakan dalam berkomunikasi. Dengan proxemics
ini kita membangun jarak antara kita dan lawan komunikasi kita. Makin dekat
jaraknya makin menunjukan keakraban dan makin jauh makin formal suasana
komunikasinya. Bandingkanlah jarak yang terbangun saat berkomunikasi dengan
ayah-ibu dan saat berkomunikasi dengan guru atau atasan.
Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal
yaitu :
a.
Jarak Intim : Jarak dari mulai bersentuhan
sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi,
dan menyenangkan.
b.
Jarak
Personal : Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang
berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini
berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
c.
Jarak
Sosial : Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena
itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain,
keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas
kaki.
d.
Jarak
publik : Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak
terhingga.
2.
Kinesics (Kinesik)
Istilah ini digunakan untuk menunjukan
gerak-gerik atau sikap tubuh (gestures),
gerak tubuh (body movement), ekspresi
wajah, dan kontak mata. Kinesics yang cukup populer pada masyarakat kita adalah
acungan jempol yang menyatakan pujian atau menggelengkan kepala untuk
menunjukan tidak tahu.
3.
Chronemics (Kronemik)
Istilah ini berkaitan dengan waktu. Ada yang
memandang waktu itu berjalan linier atau mengikuti garis lurus yang bergerak
dari titik awal menuju titik akhir. Ada juga yang memandang waktu itu siklikal,
artinya berputar kembali pada titik awal. Kronemik ini akan tercermin dalam
cara kita menepati waktu bila berjanji. Orang yang terbiasa dengan ”janji
karet” tentulah orang yang secara kronemik siklikal, sedangkan orang yang
terbiasa tepat waktu adalah orang yang memandang waktu berjalan linier.
- Paralanguage
(Parabahasa)
Istilah ini menunjuk pada unsur-unsur
nonverbal sauara dalam percakapan verbal. Parabahasa ini meliputi karakter
vokal, seperti bicara yang disertai senyum atau sedu sedan, sifat vokal,
seperti keras-pelan atau tinggi-rendah dan segregasi vokal seperti
mengungkapkan “emmmhhh”. Kita bisa tahu seseorang sedih karena berbicara dengan
sedu-sedan, kita tahu orang sedang gembira karena berbicara sambil tersenyum. Orang yang marah tentu bicara dengan keras dan
bernada tinggi. Saat berbicara
juga tergolong unsur paralanguange, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal
seperti ini harus dihindari.
- Kebisuan
Istilah ini dipandang agak membingungkan
karena membisu dipandang tidak berkomunikasi. Namun sebenarnya, dalam kebisuan
orang mengkomunikasikan sesuatu. Kebisuan bisa mengkomunikasikan persetujuan,
apatis, terpesona, bingung, termenung, tidak setuju, malu, menyesal, sedih dan
tertekan. Oleh karena itu, kebisuan merupakan salah satu jenis komunikasi nonverbal.
Orang yang terpesona pada penampilan satu group musik tidak mengungkapkan
dengan ungkapan verbal namun diam membisu menikmati pertunjukan tersebut.
- Haptics
(Sentuhan)
Istilah ini berkaitan dengan penggunaan
sentuhan dalam berkomunikasi. Tujuan atau
perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan
pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif. Sentuhan tangan di pundak atau elusan tangan
pada lawan komunikasi menyampaikan pesan tertentu pada lawan komunikasi.
Seorang ibu misalnya, mengusap-usap kepala anaknya saat memberi nasihat pada
anaknya.
- Tampilan
Fisik dan Busana
Istilah ini menunjukan pesan nonverbal dapat
juga berupa tampilan fisik dan busana yang dikenakan. Orang yang melayat
kerabat atau kenalannya yang meninggal dunia mengenakan busana berwarna hitam
unutk menyatakan kedukaan. Orang yang ingin menunjukan dirinya berstatus soaial
- ekonomi tertentu mengenakan cincin dan gelang emas berukuran besar.
- Olfactics
Istilah ini berkaitan dengan penggunaan indera
penciuman dalam berkomunikasi nonverbal. Bukan hanya bau wangi parfum, tetapi
juga bau badan berpengaruh terhadap komunikasi. Bau badan tertentu juga
mengkomunikasikan sesuatu. Pada masyarakat kita, misalnya bau kemenyan selalu
identik dengan hal-hal yang menyeramkan.
- Oculesics
Istilah ini menunjuk pada pesan yang
disampaikan melalui mata. Mata yang membelalak atau melotot menyatakan sesuatu
pada lawan bicara. Orang bisa menunjukan kekaguman atau marah dengan
membelalakan matanya.
C.
Fungsi Pesan Nonverbal
komunikasi
nonverbal dapat menjalankan sejumlahh fungsi penting. Periset nonverbal
mengidentifikasi enam fungsi utama (Eknam, 1965: Knapp, 1978).
a)
Menekankan
: Kita menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan
beberapa bagian dari pesan nonverbal. Misalnya saja, anda mungkin tersenyum
untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau anada dapat memukulkan
tangan anda kemeja untuk menekankan suatu hal tertentu.
b)
Melengkapi
(complement) : Komunikasi untuk memperkuat warna atau sikap umum yang di
komunuikasikan oleh pesan nonvrebal. Jadi, anda mungkin tersenyum ketika
menceritakan ketidak jujuran seseorang.
c)
Kontradiksi
: menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap pesan verbal.
d)
Mengatur
: Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyarakatkan keinginan
anada untuk mengatur arus pesan verbal.
e)
Mengulangi
: Mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal.
f)
Menggantikan
: Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal. [1]
Dengan fungsi-fungsinya seperti di atas maka jelas komunikasi nonverbal merupakan salah satu bagian penting komunikasi
manusia. Hubungan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal berdasarkan
fungsi-fungsi di atas, bisa menggantikan komunikasi verbal. Namun, yang terasa
lebih banyak adalah saling menguatkan dan saling melengkapi antara komunikasi
verbal dan komunikasi nonverbal. Pesan-pesan yang disampaikan secara verbal
diperkuat dan dilengkapi dengan pesan-pesan nonverbal. Sebagai contoh,
perhatikan sajalah peminta-minta di jalan yang cara bicaranya memelas,
berpakian lusuh, posisi badan membungkuk dan tangan dijulurkan sambil
berbicara, ”Kasihaaaan, pak” atau ”kasihaaaaaaan, bu”.
Komunikasi verbal digantikan komunikasi
nonverbal yang paling mudah kita temukan adalah rambu lalu lintas. Bisa
dibayangkan apabila pak polisi harus menyampaikan secara verbal bahwa di ruas
jalan ini kendaraan dilarang parkir, di lajur sebelah sana kendaraan dilarang
berhenti. Kita tentunya akan membutuhkan sangat banyak polisi lalu lintas
karena menyampaikan pesan-pesan seperti kepada pengguna jalan raya atau kalau
rambu lalu-lintas tersebut bukan dalam bentuk komunikasi nonverbal melaikankan
komunikasi verbal maka akan sangat besar ukurannya karena harus memuat tulisan
yang cukup panjang dan berukuran besar agar bisa terbaca oleh pengguna jalan
raya, seperti penunjuk arah tempat di jalan.
D.
Tanda Nonverbal
Dari definisi ilmiah komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa
bahasa atau komunikasi tanpa kata, maka tanda nonverbal berarti tanda minus
bahasa atau tanda minus kata. Jadi, secara sederhana tanda nonverbal dapat kita
artikan semua tanda yang bukan kata-kata.
Ada beberapa cara umtuk
menggolongkan tanda-tanda yaitu:
1.
Tanda
yang di timbulkan oleh alam yang kemudian diketahui manusia melalui pengalamannya
misalnya, kalau langit sudah mendung menandakan kan turun hujan, dan kalau
hujan sudah turun terus-menerus ada alasan untuk mengatakan banjir, dan kalau
banjir ada alasan untuk timbulnya penyakit, meninggal.
2.
Tanda
yang ditimbulkan oleh binatang, misalnya, kalau anjing menyalak kemungkinan ada
tamu yang memasuki halaman rumah, atau tanda ada pencuri.
3.
Tanda
yang ditimbulkan oleh manusia, tanda ini di bedakan atas yang bersifat verbal
dan bersifat nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang digunakan
sebagai alat komunikasi yang dihasilakan oleh alat baca, sedangkan yang
bersifat nonverbal dapat berupa:
a)
Tanda
yang menggunakan anggota badan, lalu diikuti dengan lambang, misalnya “ mari!”
b)
Suara
misalnya bersiul, atau membunyikan ssst … yang bermakna memanggil seseorang.
c)
Anda
yang diciptakan oleh manusiauntuk menghemat waktu, tenaga, dan menjaga
kerahasiaan, misalnya rambu-rambu lalu lintas, bendera, tiupan terompet.
4.
Benda-benda
yang bermakna cultural dan ritual, misalnya, di daerah gorontalo, buah pinang
muda yang menandakan daging, bibit pohon kelapa menandakan bahwa kedua
pengantin harus banyak mendatangkan manfaat bagi sesama manusia dan alam
sekitar. Seperti halnya kata-kata, kebanyakan tanda-tanda nonverbal juga tidak
universal.
Bagi orang amerika, misalnya, mempertemukan jempol dan telunjuk
sehingga membentuk lingkaran dan menjarangkan jari-jari lainnya, berarti
“baik”, tetapi bagi orang Brazil, ini merupakan isyarat “jorok” yang
menjijikkan. Jadi isyarat tangan atau tanda gerakan tangan yang sama dapat
memiliki arti yang berbeda bagi anggota budaya yang lain. Mehrabian berpendapat
bahwa 93 persen dari semua makna social dalam komunikasi tatap muka diperoleh
dari tanda-tanda nonverbal, sementara Birdwhistell memperkirakan bahwa 65
persen dari komunikasi semacam itu dalah nonverbal.[2]
Dalam buku noverbal communication, membagi dunia nonverbal menjadi
3 bagian: bahasa isyarat, bahasa gerak, dan bahas obyek. Bahasa isyarat ialah
jika seseorang menggunakan gerak tubuh seperti membentuk jari tangan sedemikian
rupa untuk menggantikn kata-kat, angka, atau tanda lain. Seseorang membuat
gerakan tertentu untuk tujuan komunikasi. Bahasa tindakan meliputi seluruh gerakan
badan yang mengkomunikasikan, tetapi tidak semata-mata untuk berkomunikasi.
Misalnya, seorang laki-laki muda yang melahap makanan, mengkomunikasikan
sesuatu mengenai keadaan laparnya atau barangkali juga mengenai didikannya. Dia
tidak makan dengan cara seperti itu dengan maksud tertentu, tetapi cara
makannya yang cepat-cepat itu memang untuk memuaskan rasa laparnya. Namun
demikian tindakannya itu memancarkan pesan-pesan yang dapat ditangkap oleh
orang yang melihatnya / memperhatikannya. Bahasa obyek meliputi penggunaan
suatu benda, termasuk tubuh dan pakaian,untuk mengkomunikasikan pesan. Menurut
Ruesch dan Kees, bahasa obyek itu biasa disengaja atau tidak. Beberapa obyek
misalnya, pemakaian cincin atau pengenaan suatu model pakaian tertentu itu
dimaksudkan untuk berkomunikasi. Obyek yang lain misalnya, perabot di ruang
tamu, barangkali di buat dan di atur untuk tujuan-tujuan tertentu. Tetapi macam
perabot dan susunannya itu biasa juga mengkomunikasikan banyak hal mengenai
orang yang tinggal disana. Ruesch dan kees menyatakan bahwa salah satu cara untuk menarik garis
batas antara verbal dan nonverbal adalah dengan menerapkan konsep kodifikasi
analogik dan digital. Pekerjaan dengan computer pada akhir-akhir ini telah
mendorong pemikiran tentang penyimpanan dan manipulasi informasi. Pada kode
analogik, ada beberapa kesamaaan antara unsure kode dengan dunia yang
sebenarnya. Contoh gambar-gambar, peta atau model. Kode digital adalah angka
atau huruf yang biasanya sangat berbeda dengan hal yang disajikan / dimaksudkan.
Kinesic yaitu kajian mengenai komunikasi melalui gerak tubuh.
Penemunya adalah Ray L Birdwhistell. Birdwhistell menemukan bahwa di dalam
bahasa gerak, suatu perubahan gerak yang sangat kecil pun mungkin menyebabkan
perbedaan makna yang cukup bararti. Misalnya, dia menemukan bahwa pengernyitan
bulu mata (alis) itu terdapat 23 macam posisi yang mempunyai makna yang
berbeda. Kinesic telah membuat kemungkinan untuk menyelidiki hubungn antara
jalur-jalur komunikasi verbal dan nonverbal. Birdwhistell mencata bahwa seorang
penyanyi atau penyiar TV kadang-kadang terlihat bertentangan antara gerak tubuh
dengan apa yang mereka uapkan (tidak sesuai). Jika hal ini terjadi pada seorang
pembawa acara atau aktor,yang demikian itu kelihatannya lucu, tetapi jika konflik
antar jalur ini terjadi pada situasi komunikasi yang lain, biasa mendatangkan
tragedi.
Telah memulai dengan membagi-bagi kode itu, dengan menggunakan
kategori-kategori seperti gambar, piktoform, pictomorf, pictophrase. Suatu
pesan dapat dibagi ke dalam : isi dan instruksi-instuksi tentang bagaimana
menafsirkan isi tersebut. Sumber cenderung mengkomunikasikan penilaiannya
sendiri mengenai isi, minatnya, perasaannya, maksudnya dan sebagainya. Secara
tersirat ia menceritakan kepada penerimanya bagaimana seharusnya mereaksi isi pesan itu. Ini disebut metacomunication.
Daerah nonverbal dapat membawa isi atau pengarahan-pengarahannya, tetapi ia
agaknya punya peranan yang lebih penting dalam metakomunikasi itu. Nonverbal
dapat meneruskan pengarahan Iterhadap penafsiran isi) bersamaan dengan isi itu
sendiri, seperti pada kasus gambar, ia menceritakan kepada kita pesan-pesan itu
betul-betul atau sindiran.
4 bidang besar komunikasi nonverbal yang penting yakni waktu,
ruang, tindakan dan obyek. Keempat-empatnya saling berhubungan satu sama lain.
Waktu dan ruang / jarak memberi dimensi-dimensi dasar. Tindakan terjadi dalam
waktu dan obyek berada dalam ruang. Tindakan dan obyek berkaitan sejak tindakan
terjadi melalui gerakan-gerakan obyek.[3]
Tinjauan Psikologis terhadap peranan pesan nonverbal dalam perilaku
komunikasi. Dale G. Leathers (1976:
4-7), penulis Nonverbal Comunication
System, menyebutkan 6 alasan mengapa pesan Nonverbal sangat penting.
1.
Faktor-faktor
nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal.
2.
Perasaan
dan Emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal ketimbang pesan
verbal.
3.
Pesan
nonverbal menyampaikan dan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan,
distorsi dan keracunan.
4.
Metakomunikatif
yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi.
5.
pesan
nonverbal merupakn cara komunikasi yang lebih efisien dibanding dengan pesan
verbal.
6.
Sarana
sugesti yang paling tepat.[4]
Bahasa tubuh bisa menyampaikan empati dan
simpati itu tanpa disertai kata-kata. Misalnya, saat kita mengunjungi teman
karib kita yang orang tuanya meninggal dunia. Kita memeluk kawan itu untuk
menunjukan turut berbelasungkawa. Tanpa berkata-kata pun kita sudah menunjukkan
simpati dan empati kita terhadap kawan trsebut. Kawan kita pun menerima
ungkapan empati dan simpati seperti itu.
Ini
menunjukan, dengan bahasa tubuh kita bisa menunjukan sikap kita terhadap lawan
komunikasi. Sikap positif dan memberi dukungan bisa ditampilkan dengan bahasa
tubuh dan akan dirasakan lawan bicara sebagai bentuk dukungan yang lebih besar
dibandingkan apabila hanya diungkapkan dengan kata-kata. Sikap negatif dan tak
setuju juga ditunjukan dengan bahasa tubuh, yang tentunya terasa lebih besar
dibandingkan apabila hanya disampaikan secara verbal.
Hal
lain yang penting dari bahasa tubuh dalam komunikasi umumnya dan komunikasi
antarpribadi khususnya adalah membantu efektivitas komunikasi kita. Pesan
verbal diperkuat dengan pesan nonverbal atau bahkan untuk hal-hal yang kita
rikuh menyatakannya bahasa tubuh atau pesan nonverbal menggantikan pesan
verbal. Kerikuhan tersebut baik karena situasinya seperti ditengah keramaian
atau pun karena memang isi pesannya seperti pesan yang bernada kritik terhadap
orang yang dekat dengan kita.
Dengan
demikian, dalam komunikasi antarpribadi, bahasa tubuh memainkan peran penting.
Penggunaan zona dalam komunikasi antarpribadi merupakan salah satu aspek
penting bahasa tubuh. Kita akan membawa lawan komunikasi kita pada zona intim
untuk menunjukan keakraban sehingga suasana komunikasi antarpribadi bisa
terbangun. Kita pun menggunakan bahasa tubuh lainnya, seperti tatapan mata dan
sentuhan. Ini menunjukan bahasa tubuh sangat penting dalam komunikasi
antarpribadi karena bukan hanya membantu menyampaikan pesan tetapi juga
menunjukan sikap kita terhadap lawan komunikasi.
E.
Universal dari Komunikasi Nonverbal
Enam ciri umum dari pesan-pesan nonverbal: Pesan verbal bersifat
komunikatif, kontekstual, paket, dapat di oercaya (beliveble), di kendalikan
oleh aturan, dan seringkali bersifat metakomunikasi. Kita menjumpai ciri-ciri
ini dalam semua bentuk komunikasi nonverbal (karena itu di namakan universal).universal
ini, karena akan memberikan kita kerangka untuk mengamati kekhususan komunikasi
nonverbal.
a.
Komunikatif
Perilaku nonverbal dalam suatu situasi interaksi selalu
mengkomunikasikan sesuatu. Ini berlaku untuk semua bentuk komunikasi, tetapi
khususnya berlaku untuk komunikasi nonverbal. Tidak mungkin, kita tidak
bertingkah laku karenanya kita mungkin tidak mengkomunikasikan sesuatu. Apapun
yang anda lakukan atau tidak anda lakukan, dan apakah tindak-tanduk anda di
sengaja atau tidak di sengaja, perilaku nonverbal anda mengkomunikasikan
sesuatu. Selanjutnya, pesan-pesan ini bisa di terima secara sadar ataupun tidak
sadar. Kita tak perlu menyadri bahwa kita sedang menerima pesan agar mereka
mengkomunikasikan makna tertentu kepada kita.
b.
Kontekstual
Seperti halnya komunikasi verbal, komunikasi nonverbal terjadi
dalam suatu konteks (situasi, lingkungan) dan konteks tersebut membantu untuk menentukan
makna dari setiap perilaku nonverbal. Perilaku nonverbal yang sama mungkin
mengkomunikasikan makna yang berbeda dalam konteks yang berbeda.
c.
Paket
Perilaku nonverbal, apakah menggunakan tangan, mata atau otot
tubuh, biasanya terjadi dalam bentuk “paket” atau tandan (cluster). Seringkali
perilaku seperti itu saling memperkuat : masing-masing pada pokoknya
mengkomunikasikan makna yang sama. Adakalanya, perilaku ini bertentangan satu
sama lain.
d.
Dapat
di percaya (Believable)
Kita cepat mempercayai perilaku nonverbal. Ini tetap berlaku
meskipun perilaku nonverbal ini bertentangan dengan perilaku verbal.
e.
Kebolehan
di percaya (believabillity) dan penipuan
Biaannya perilaku verbal dan nonverbal konsisten. Jadi, bila kita
berdusta secar verbal, kita akan mencoba berdusta secara nonverbal. Namun
demikian, baik perilaku verbal maupun nonverbal kita sering menghianati kita.
f.
Dikendalikan
oleh aturan
Komunikasi nonverbal, seperti halnya komunikasi verbal, di
kendalikan oleh aturan, (Mc Laughlin, 1984). Sebagai anak-anak, kita belajar
kaidah-kaidah sebagian besar melalui pengamatan perilaku orang dewasa. Sebagai
contoh, kita mempelajari bagaimana mengutarakan simpati serta aturan-aturan
budaya mengenai mengapa, dimana, dan kapan mengutarakan simpati. Kita belajar
bahwa menyentuh seseorang di bolehkan pada situasi tertentu tetapi tidak di
bolehkan dalam situasi yang lain dan kita belajar macam sentuhan apa yang boleh
dan mana yang tidak.
g.
Metakomunikasi
Setiap perilaku verbal ataupun nonvrebal, yang mengacu pada
komunikasi bersifat metakomunikasi. Sebagai contoh, anda mungkin
berkata”pernyataan ini salah: atau “apakah anda mengerti apa yang saya
katakan?” kedua pernyataan ini mengacu pada komunikasi dan karenanya dinamakan
pernyataan metakomunikasi.
Paling sering, bila perilaku nonverbal bersifat metakomunikasi ia
menguatkan perilaku verbal atau nonverbal lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan di
sampaiakan tidak menggunakan kata-kata. contoh komunikasi nonverbal adalah
menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, cara berbicara.
Jenis-jenis Komunikasi Nonverbal
Jandt (1998:104-116) mencatat ada (9) sembilan
jenis komunikasi nonverbal, yaitu sebagai berikut: Proxemics (Kedekatan), Kinesics (Kinesik), Chronemics (Kronemik), Paralanguage (Parabahasa), Kebisuan, Haptics (Sentuhan), Tampilan Fisik dan Busana, Olfactics, Oculesics.
Fungsi Pesan Nonverbal
komunikasi
nonverbal dapat menjalankan sejumlahh fungsi penting. Periset nonverbal
mengidentifikasi enam fungsi utama (Eknam, 1965: Knapp, 1978) yaitu : Menekankan,
Melengkapi (complement), Kontradiksi, Mengatur, Mengulangi dan Menggantikan.
Tanda Nonverbal
Ada beberapa cara umtuk
menggolongkan tanda-tanda yaitu:
1. Tanda yang di timbulkan oleh alam yang kemudian diketahui manusia
melalui pengalamannya .
2. Tanda yang ditimbulkan oleh manusia.
3. Tanda yang ditimbulkan oleh binatang
4. Benda-benda yang bermakna cultural dan ritual
Universal dari Komunikasi Nonverbal
Enam ciri umum dari pesan-pesan nonverbal: Pesan verbal bersifat
komunikatif, kontekstual, paket, dapat di oercaya (beliveble), di kendalikan
oleh aturan, dan seringkali bersifat metakomunikasi. Kita menjumpai ciri-ciri
ini dalam semua bentuk komunikasi nonverbal (karena itu di namakan universal).universal
ini, karena akan memberikan kita kerangka untuk mengamati kekhususan komunikasi
nonverbal.
DAFTAR PUSTAKA
A
Devito, Joseph. 1994. Komunikasi antar manusia. Jakarta : Profesional books.
Hanafi, Abdillah. 1984. Memahami Komunikasi Antar Manusia.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Rahmat,
Jalaluddin. 1988. Psikoliogi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
[1] Joseph A
Devito. Komunikasi antar manusia. (Jakarta : Profesional books, 1994). Hal, 178
[2] Alex Sobur. Semiotika Komunikasi
( Bandung: Rosdakarya, 2006). Hal. 123
[3] Abdillah
Hanafi, Memahami Komunikasi Antar Manusia (Surabaya: Usaha Nasional 1984). Hal.
229
[4] Jalaluddin
Rahmat. Psikoliogi Komunikasi.(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 1988). Hal. 289