Rabu, 27 Juni 2012

Komunikasi antarpribadi perilaku pesan nonverbal

“Komunikasi Antar Pribadi Perilaku Pesan Nonverbal”
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Komunikasi Antar Pribadi”
Oleh :
Lu’lu’ul Mardhiyatul Lailah    (B06210013)
Syamsul  Arifin                       (B062100   )
Julia Damayanti                      (B06210067)
Kelas: 4/ F3.1
Dosen Pengampu: Drs. Yoyon Mudjiono. M. Si
FAKULTAS DAKWAH
PRODI ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA 
2012



KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Komunikasi Antar Pribadi.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan dari semua pihak mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.

Surabaya, April 2012



Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seperti kita ketahui, komunikasi manusia tidak hanya menggunakan simbol-simbol verbal melainkan juga simbol-simbol nonverbal. Begitu juga halnya dalam komunikasi antarpribadi, kita tidak hanya menyampaikan pesan secara verbal, tetapi juga secara nonverbal. Pesan-pesan nonverbal tersebut bukan hanya memperkuat pesan verbal yang disampaikan, terkadang malah menyampaikan pesan tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan untuk menafsirkan dan memahami pesan-pesan nonverbal tersebut.
Sama halnya dengan bahasa verbal, pesan-pesan nonverbal pun terikat pada lingkungan budaya tempat komunikasi berlangsung. Oleh sebab itu, dalam komunikasi antarpribadi yang banyak menggunakan pesan-pesan nonverbal, diperlukan juga pemahaman atas lingkungan budaya tempat kita berkomunikasi. Tanpa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai ada kemungkinan komunikasi nonverbal disalah artikan atau disalah tafsirkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui pengertian, fungsi dan jenis-jenis komunikasi nonverbal yang biasa kita pergunakan dalam kegiatan komunikasi kita sehari-hari.
Komunikasi nonverbal ini pun sangat penting dipahami karena banyak dipergunakan dalam menampilkan atau menjaga citra seseorang. Dalam kampanye pemilihan presiden misalnya, seorang kandidat presiden harus menampilkan diri dengan sosok tertentu sebagai  pesan nonverbal yang akan disampaikan pada calon pemilihnya. Dengan komunikasi nonverbal pulalah seorang guru menjelaskan materi pelajaran pada para siswanya selain menggunakan komunikasi verbal. Oleh karena komunikasi nonverbal pulalah, sinetron yang kita saksikan bisa lebih kita pahami maksudnya.
B.     Rumusan Masalah
a.       pengertian komunikasi nonverbal?
b.      Jenis-jenis, Fungsi dan tanda komunikasi nonverbal?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Komunikasi Nonverbal
komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan di sampaiakan tidak menggunakan kata-kata. contoh komunikasi nonverbal adalah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, cara berbicara. Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi”tidak menggunakan kata-kata” dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi nonverbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya bahasa isyarat dan tulisan tidak di anggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya bicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan dengan komunikasi bawah sadar yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
B.     Jenis-jenis Komunikasi Nonverbal
Ada cara lain memahami komunikasi nonverbal, yakni dengan melihat komunikasi ini berdasarkan kategori-kategorinya. Jenis-jenis ini pun sekaligus menunjukan bidang luas komunikasi nonverbal dalam tindakan komunikasi manusia. Jandt (1998:104-116) mencatat ada (9) sembilan jenis komunikasi nonverbal, yaitu sebagai berikut:
1.      Proxemics (Kedekatan)
Istilah ini berasal dari Edward Hall yang mengambilnya dari kata Proximity (kedekatan) untuk menunjukan adanya ruang atau tetorial baku dan ruang personal yang kita gunakan dalam berkomunikasi. Dengan proxemics ini kita membangun jarak antara kita dan lawan komunikasi kita. Makin dekat jaraknya makin menunjukan keakraban dan makin jauh makin formal suasana komunikasinya. Bandingkanlah jarak yang terbangun saat berkomunikasi dengan ayah-ibu dan saat berkomunikasi dengan guru atau atasan.
Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal yaitu :
a.        Jarak Intim : Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
b.      Jarak Personal : Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
c.       Jarak Sosial : Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
d.      Jarak publik : Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.
2.      Kinesics (Kinesik)
Istilah ini digunakan untuk menunjukan gerak-gerik atau sikap tubuh (gestures), gerak tubuh (body movement), ekspresi wajah, dan kontak mata. Kinesics yang cukup populer pada masyarakat kita adalah acungan jempol yang menyatakan pujian atau menggelengkan kepala untuk menunjukan tidak tahu.
3.      Chronemics (Kronemik)
Istilah ini berkaitan dengan waktu. Ada yang memandang waktu itu berjalan linier atau mengikuti garis lurus yang bergerak dari titik awal menuju titik akhir. Ada juga yang memandang waktu itu siklikal, artinya berputar kembali pada titik awal. Kronemik ini akan tercermin dalam cara kita menepati waktu bila berjanji. Orang yang terbiasa dengan ”janji karet” tentulah orang yang secara kronemik siklikal, sedangkan orang yang terbiasa tepat waktu adalah orang yang memandang waktu berjalan linier.
  1. Paralanguage (Parabahasa)
Istilah ini menunjuk pada unsur-unsur nonverbal sauara dalam percakapan verbal. Parabahasa ini meliputi karakter vokal, seperti bicara yang disertai senyum atau sedu sedan, sifat vokal, seperti keras-pelan atau tinggi-rendah dan segregasi vokal seperti mengungkapkan “emmmhhh”. Kita bisa tahu seseorang sedih karena berbicara dengan sedu-sedan, kita tahu orang sedang gembira karena berbicara sambil tersenyum. Orang yang marah tentu bicara dengan keras dan bernada tinggi. Saat berbicara juga tergolong unsur paralanguange, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
  1. Kebisuan
Istilah ini dipandang agak membingungkan karena membisu dipandang tidak berkomunikasi. Namun sebenarnya, dalam kebisuan orang mengkomunikasikan sesuatu. Kebisuan bisa mengkomunikasikan persetujuan, apatis, terpesona, bingung, termenung, tidak setuju, malu, menyesal, sedih dan tertekan. Oleh karena itu, kebisuan merupakan salah satu jenis komunikasi nonverbal. Orang yang terpesona pada penampilan satu group musik tidak mengungkapkan dengan ungkapan verbal namun diam membisu menikmati pertunjukan tersebut.
  1. Haptics (Sentuhan)
Istilah ini berkaitan dengan penggunaan sentuhan dalam berkomunikasi. Tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif. Sentuhan tangan di pundak atau elusan tangan pada lawan komunikasi menyampaikan pesan tertentu pada lawan komunikasi. Seorang ibu misalnya, mengusap-usap kepala anaknya saat memberi nasihat pada anaknya.
  1. Tampilan Fisik dan Busana
Istilah ini menunjukan pesan nonverbal dapat juga berupa tampilan fisik dan busana yang dikenakan. Orang yang melayat kerabat atau kenalannya yang meninggal dunia mengenakan busana berwarna hitam unutk menyatakan kedukaan. Orang yang ingin menunjukan dirinya berstatus soaial - ekonomi tertentu mengenakan cincin dan gelang emas berukuran besar.
  1. Olfactics
Istilah ini berkaitan dengan penggunaan indera penciuman dalam berkomunikasi nonverbal. Bukan hanya bau wangi parfum, tetapi juga bau badan berpengaruh terhadap komunikasi. Bau badan tertentu juga mengkomunikasikan sesuatu. Pada masyarakat kita, misalnya bau kemenyan selalu identik dengan hal-hal yang menyeramkan.
  1. Oculesics
Istilah ini menunjuk pada pesan yang disampaikan melalui mata. Mata yang membelalak atau melotot menyatakan sesuatu pada lawan bicara. Orang bisa menunjukan kekaguman atau marah dengan membelalakan matanya.

C.    Fungsi Pesan Nonverbal
komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlahh fungsi penting. Periset nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama (Eknam, 1965: Knapp, 1978).
a)      Menekankan : Kita menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan nonverbal. Misalnya saja, anda mungkin tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau anada dapat memukulkan tangan anda kemeja untuk menekankan suatu hal tertentu.
b)      Melengkapi (complement) : Komunikasi untuk memperkuat warna atau sikap umum yang di komunuikasikan oleh pesan nonvrebal. Jadi, anda mungkin tersenyum ketika menceritakan ketidak jujuran seseorang.
c)      Kontradiksi : menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap pesan verbal.
d)     Mengatur : Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyarakatkan keinginan anada untuk mengatur arus pesan verbal.
e)      Mengulangi : Mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal.
f)       Menggantikan : Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal. [1]
Dengan fungsi-fungsinya seperti di atas maka jelas komunikasi nonverbal merupakan salah satu bagian penting komunikasi manusia. Hubungan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal berdasarkan fungsi-fungsi di atas, bisa menggantikan komunikasi verbal. Namun, yang terasa lebih banyak adalah saling menguatkan dan saling melengkapi antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Pesan-pesan yang disampaikan secara verbal diperkuat dan dilengkapi dengan pesan-pesan nonverbal. Sebagai contoh, perhatikan sajalah peminta-minta di jalan yang cara bicaranya memelas, berpakian lusuh, posisi badan membungkuk dan tangan dijulurkan sambil berbicara, ”Kasihaaaan, pak” atau ”kasihaaaaaaan, bu”.
Komunikasi verbal digantikan komunikasi nonverbal yang paling mudah kita temukan adalah rambu lalu lintas. Bisa dibayangkan apabila pak polisi harus menyampaikan secara verbal bahwa di ruas jalan ini kendaraan dilarang parkir, di lajur sebelah sana kendaraan dilarang berhenti. Kita tentunya akan membutuhkan sangat banyak polisi lalu lintas karena menyampaikan pesan-pesan seperti kepada pengguna jalan raya atau kalau rambu lalu-lintas tersebut bukan dalam bentuk komunikasi nonverbal melaikankan komunikasi verbal maka akan sangat besar ukurannya karena harus memuat tulisan yang cukup panjang dan berukuran besar agar bisa terbaca oleh pengguna jalan raya, seperti penunjuk arah tempat di jalan.
D.    Tanda Nonverbal
Dari definisi ilmiah komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa bahasa atau komunikasi tanpa kata, maka tanda nonverbal berarti tanda minus bahasa atau tanda minus kata. Jadi, secara sederhana tanda nonverbal dapat kita artikan semua tanda yang bukan kata-kata.
    Ada beberapa cara umtuk menggolongkan tanda-tanda yaitu:
1.      Tanda yang di timbulkan oleh alam yang kemudian diketahui manusia melalui pengalamannya misalnya, kalau langit sudah mendung menandakan kan turun hujan, dan kalau hujan sudah turun terus-menerus ada alasan untuk mengatakan banjir, dan kalau banjir ada alasan untuk timbulnya penyakit, meninggal.
2.      Tanda yang ditimbulkan oleh binatang, misalnya, kalau anjing menyalak kemungkinan ada tamu yang memasuki halaman rumah, atau tanda ada pencuri.
3.      Tanda yang ditimbulkan oleh manusia, tanda ini di bedakan atas yang bersifat verbal dan bersifat nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda-tanda yang digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilakan oleh alat baca, sedangkan yang bersifat nonverbal dapat berupa:
a)      Tanda yang menggunakan anggota badan, lalu diikuti dengan lambang, misalnya “ mari!”
b)      Suara misalnya bersiul, atau membunyikan ssst … yang bermakna memanggil seseorang.
c)      Anda yang diciptakan oleh manusiauntuk menghemat waktu, tenaga, dan menjaga kerahasiaan, misalnya rambu-rambu lalu lintas, bendera, tiupan terompet.
4.      Benda-benda yang bermakna cultural dan ritual, misalnya, di daerah gorontalo, buah pinang muda yang menandakan daging, bibit pohon kelapa menandakan bahwa kedua pengantin harus banyak mendatangkan manfaat bagi sesama manusia dan alam sekitar. Seperti halnya kata-kata, kebanyakan tanda-tanda nonverbal juga tidak universal.
Bagi orang amerika, misalnya, mempertemukan jempol dan telunjuk sehingga membentuk lingkaran dan menjarangkan jari-jari lainnya, berarti “baik”, tetapi bagi orang Brazil, ini merupakan isyarat “jorok” yang menjijikkan. Jadi isyarat tangan atau tanda gerakan tangan yang sama dapat memiliki arti yang berbeda bagi anggota budaya yang lain. Mehrabian berpendapat bahwa 93 persen dari semua makna social dalam komunikasi tatap muka diperoleh dari tanda-tanda nonverbal, sementara Birdwhistell memperkirakan bahwa 65 persen dari komunikasi semacam itu dalah nonverbal.[2]
Dalam buku noverbal communication, membagi dunia nonverbal menjadi 3 bagian: bahasa isyarat, bahasa gerak, dan bahas obyek. Bahasa isyarat ialah jika seseorang menggunakan gerak tubuh seperti membentuk jari tangan sedemikian rupa untuk menggantikn kata-kat, angka, atau tanda lain. Seseorang membuat gerakan tertentu untuk tujuan komunikasi. Bahasa tindakan meliputi seluruh gerakan badan yang mengkomunikasikan, tetapi tidak semata-mata untuk berkomunikasi. Misalnya, seorang laki-laki muda yang melahap makanan, mengkomunikasikan sesuatu mengenai keadaan laparnya atau barangkali juga mengenai didikannya. Dia tidak makan dengan cara seperti itu dengan maksud tertentu, tetapi cara makannya yang cepat-cepat itu memang untuk memuaskan rasa laparnya. Namun demikian tindakannya itu memancarkan pesan-pesan yang dapat ditangkap oleh orang yang melihatnya / memperhatikannya. Bahasa obyek meliputi penggunaan suatu benda, termasuk tubuh dan pakaian,untuk mengkomunikasikan pesan. Menurut Ruesch dan Kees, bahasa obyek itu biasa disengaja atau tidak. Beberapa obyek misalnya, pemakaian cincin atau pengenaan suatu model pakaian tertentu itu dimaksudkan untuk berkomunikasi. Obyek yang lain misalnya, perabot di ruang tamu, barangkali di buat dan di atur untuk tujuan-tujuan tertentu. Tetapi macam perabot dan susunannya itu biasa juga mengkomunikasikan banyak hal mengenai orang yang tinggal disana. Ruesch dan kees menyatakan  bahwa salah satu cara untuk menarik garis batas antara verbal dan nonverbal adalah dengan menerapkan konsep kodifikasi analogik dan digital. Pekerjaan dengan computer pada akhir-akhir ini telah mendorong pemikiran tentang penyimpanan dan manipulasi informasi. Pada kode analogik, ada beberapa kesamaaan antara unsure kode dengan dunia yang sebenarnya. Contoh gambar-gambar, peta atau model. Kode digital adalah angka atau huruf yang biasanya sangat berbeda dengan hal yang disajikan / dimaksudkan.
Kinesic yaitu kajian mengenai komunikasi melalui gerak tubuh. Penemunya adalah Ray L Birdwhistell. Birdwhistell menemukan bahwa di dalam bahasa gerak, suatu perubahan gerak yang sangat kecil pun mungkin menyebabkan perbedaan makna yang cukup bararti. Misalnya, dia menemukan bahwa pengernyitan bulu mata (alis) itu terdapat 23 macam posisi yang mempunyai makna yang berbeda. Kinesic telah membuat kemungkinan untuk menyelidiki hubungn antara jalur-jalur komunikasi verbal dan nonverbal. Birdwhistell mencata bahwa seorang penyanyi atau penyiar TV kadang-kadang terlihat bertentangan antara gerak tubuh dengan apa yang mereka uapkan (tidak sesuai). Jika hal ini terjadi pada seorang pembawa acara atau aktor,yang demikian itu kelihatannya lucu, tetapi jika konflik antar jalur ini terjadi pada situasi komunikasi yang lain, biasa mendatangkan tragedi.
Telah memulai dengan membagi-bagi kode itu, dengan menggunakan kategori-kategori seperti gambar, piktoform, pictomorf, pictophrase. Suatu pesan dapat dibagi ke dalam : isi dan instruksi-instuksi tentang bagaimana menafsirkan isi tersebut. Sumber cenderung mengkomunikasikan penilaiannya sendiri mengenai isi, minatnya, perasaannya, maksudnya dan sebagainya. Secara tersirat ia menceritakan kepada penerimanya bagaimana seharusnya mereaksi  isi pesan itu. Ini disebut metacomunication. Daerah nonverbal dapat membawa isi atau pengarahan-pengarahannya, tetapi ia agaknya punya peranan yang lebih penting dalam metakomunikasi itu. Nonverbal dapat meneruskan pengarahan Iterhadap penafsiran isi) bersamaan dengan isi itu sendiri, seperti pada kasus gambar, ia menceritakan kepada kita pesan-pesan itu betul-betul atau sindiran.
4 bidang besar komunikasi nonverbal yang penting yakni waktu, ruang, tindakan dan obyek. Keempat-empatnya saling berhubungan satu sama lain. Waktu dan ruang / jarak memberi dimensi-dimensi dasar. Tindakan terjadi dalam waktu dan obyek berada dalam ruang. Tindakan dan obyek berkaitan sejak tindakan terjadi melalui gerakan-gerakan obyek.[3]


Tinjauan Psikologis terhadap peranan pesan nonverbal dalam perilaku komunikasi.  Dale G. Leathers (1976: 4-7), penulis Nonverbal Comunication System, menyebutkan 6 alasan mengapa pesan Nonverbal sangat penting.
1.      Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal.
2.      Perasaan dan Emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal ketimbang pesan verbal.
3.      Pesan nonverbal menyampaikan dan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi dan keracunan.
4.      Metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi.
5.      pesan nonverbal merupakn cara komunikasi yang lebih efisien dibanding dengan pesan verbal.
6.      Sarana sugesti yang paling tepat.[4]
Bahasa tubuh bisa menyampaikan empati dan simpati itu tanpa disertai kata-kata. Misalnya, saat kita mengunjungi teman karib kita yang orang tuanya meninggal dunia. Kita memeluk kawan itu untuk menunjukan turut berbelasungkawa. Tanpa berkata-kata pun kita sudah menunjukkan simpati dan empati kita terhadap kawan trsebut. Kawan kita pun menerima ungkapan empati dan simpati seperti itu.
            Ini menunjukan, dengan bahasa tubuh kita bisa menunjukan sikap kita terhadap lawan komunikasi. Sikap positif dan memberi dukungan bisa ditampilkan dengan bahasa tubuh dan akan dirasakan lawan bicara sebagai bentuk dukungan yang lebih besar dibandingkan apabila hanya diungkapkan dengan kata-kata. Sikap negatif dan tak setuju juga ditunjukan dengan bahasa tubuh, yang tentunya terasa lebih besar dibandingkan apabila hanya disampaikan secara verbal.
            Hal lain yang penting dari bahasa tubuh dalam komunikasi umumnya dan komunikasi antarpribadi khususnya adalah membantu efektivitas komunikasi kita. Pesan verbal diperkuat dengan pesan nonverbal atau bahkan untuk hal-hal yang kita rikuh menyatakannya bahasa tubuh atau pesan nonverbal menggantikan pesan verbal. Kerikuhan tersebut baik karena situasinya seperti ditengah keramaian atau pun karena memang isi pesannya seperti pesan yang bernada kritik terhadap orang yang dekat dengan kita.
            Dengan demikian, dalam komunikasi antarpribadi, bahasa tubuh memainkan peran penting. Penggunaan zona dalam komunikasi antarpribadi merupakan salah satu aspek penting bahasa tubuh. Kita akan membawa lawan komunikasi kita pada zona intim untuk menunjukan keakraban sehingga suasana komunikasi antarpribadi bisa terbangun. Kita pun menggunakan bahasa tubuh lainnya, seperti tatapan mata dan sentuhan. Ini menunjukan bahasa tubuh sangat penting dalam komunikasi antarpribadi karena bukan hanya membantu menyampaikan pesan tetapi juga menunjukan sikap kita terhadap lawan komunikasi.
E.     Universal dari Komunikasi Nonverbal
Enam ciri umum dari pesan-pesan nonverbal: Pesan verbal bersifat komunikatif, kontekstual, paket, dapat di oercaya (beliveble), di kendalikan oleh aturan, dan seringkali bersifat metakomunikasi. Kita menjumpai ciri-ciri ini dalam semua bentuk komunikasi nonverbal (karena itu di namakan universal).universal ini, karena akan memberikan kita kerangka untuk mengamati kekhususan komunikasi nonverbal.
a.       Komunikatif
Perilaku nonverbal dalam suatu situasi interaksi selalu mengkomunikasikan sesuatu. Ini berlaku untuk semua bentuk komunikasi, tetapi khususnya berlaku untuk komunikasi nonverbal. Tidak mungkin, kita tidak bertingkah laku karenanya kita mungkin tidak mengkomunikasikan sesuatu. Apapun yang anda lakukan atau tidak anda lakukan, dan apakah tindak-tanduk anda di sengaja atau tidak di sengaja, perilaku nonverbal anda mengkomunikasikan sesuatu. Selanjutnya, pesan-pesan ini bisa di terima secara sadar ataupun tidak sadar. Kita tak perlu menyadri bahwa kita sedang menerima pesan agar mereka mengkomunikasikan makna tertentu kepada kita.
b.      Kontekstual
Seperti halnya komunikasi verbal, komunikasi nonverbal terjadi dalam suatu konteks (situasi, lingkungan) dan konteks tersebut membantu untuk menentukan makna dari setiap perilaku nonverbal. Perilaku nonverbal yang sama mungkin mengkomunikasikan makna yang berbeda dalam konteks yang berbeda.
c.       Paket
Perilaku nonverbal, apakah menggunakan tangan, mata atau otot tubuh, biasanya terjadi dalam bentuk “paket” atau tandan (cluster). Seringkali perilaku seperti itu saling memperkuat : masing-masing pada pokoknya mengkomunikasikan makna yang sama. Adakalanya, perilaku ini bertentangan satu sama lain.
d.      Dapat di percaya (Believable)
Kita cepat mempercayai perilaku nonverbal. Ini tetap berlaku meskipun perilaku nonverbal ini bertentangan dengan perilaku verbal.
e.       Kebolehan di percaya (believabillity) dan penipuan
Biaannya perilaku verbal dan nonverbal konsisten. Jadi, bila kita berdusta secar verbal, kita akan mencoba berdusta secara nonverbal. Namun demikian, baik perilaku verbal maupun nonverbal kita sering menghianati kita.
f.       Dikendalikan oleh aturan
Komunikasi nonverbal, seperti halnya komunikasi verbal, di kendalikan oleh aturan, (Mc Laughlin, 1984). Sebagai anak-anak, kita belajar kaidah-kaidah sebagian besar melalui pengamatan perilaku orang dewasa. Sebagai contoh, kita mempelajari bagaimana mengutarakan simpati serta aturan-aturan budaya mengenai mengapa, dimana, dan kapan mengutarakan simpati. Kita belajar bahwa menyentuh seseorang di bolehkan pada situasi tertentu tetapi tidak di bolehkan dalam situasi yang lain dan kita belajar macam sentuhan apa yang boleh dan mana yang tidak.
g.      Metakomunikasi
Setiap perilaku verbal ataupun nonvrebal, yang mengacu pada komunikasi bersifat metakomunikasi. Sebagai contoh, anda mungkin berkata”pernyataan ini salah: atau “apakah anda mengerti apa yang saya katakan?” kedua pernyataan ini mengacu pada komunikasi dan karenanya dinamakan pernyataan metakomunikasi.
Paling sering, bila perilaku nonverbal bersifat metakomunikasi ia menguatkan perilaku verbal atau nonverbal lainnya.





BAB III
KESIMPULAN

komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan di sampaiakan tidak menggunakan kata-kata. contoh komunikasi nonverbal adalah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, cara berbicara.
Jenis-jenis Komunikasi Nonverbal
Jandt (1998:104-116) mencatat ada (9) sembilan jenis komunikasi nonverbal, yaitu sebagai berikut: Proxemics (Kedekatan), Kinesics (Kinesik), Chronemics (Kronemik), Paralanguage (Parabahasa), Kebisuan, Haptics (Sentuhan), Tampilan Fisik dan Busana, Olfactics, Oculesics.
Fungsi Pesan Nonverbal
komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlahh fungsi penting. Periset nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama (Eknam, 1965: Knapp, 1978) yaitu : Menekankan, Melengkapi (complement), Kontradiksi, Mengatur, Mengulangi dan Menggantikan.
Tanda Nonverbal
    Ada beberapa cara umtuk menggolongkan tanda-tanda yaitu:
1.      Tanda yang di timbulkan oleh alam yang kemudian diketahui manusia melalui pengalamannya .
2.      Tanda yang ditimbulkan oleh manusia.
3.      Tanda yang ditimbulkan oleh binatang
4.      Benda-benda yang bermakna cultural dan ritual
Universal dari Komunikasi Nonverbal
Enam ciri umum dari pesan-pesan nonverbal: Pesan verbal bersifat komunikatif, kontekstual, paket, dapat di oercaya (beliveble), di kendalikan oleh aturan, dan seringkali bersifat metakomunikasi. Kita menjumpai ciri-ciri ini dalam semua bentuk komunikasi nonverbal (karena itu di namakan universal).universal ini, karena akan memberikan kita kerangka untuk mengamati kekhususan komunikasi nonverbal.

DAFTAR PUSTAKA

A Devito, Joseph. 1994. Komunikasi antar manusia. Jakarta : Profesional books.
Hanafi, Abdillah. 1984. Memahami Komunikasi Antar Manusia. Surabaya: Usaha Nasional.
Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rahmat, Jalaluddin. 1988. Psikoliogi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.




[1] Joseph A Devito. Komunikasi antar manusia. (Jakarta : Profesional books, 1994). Hal, 178
[2] Alex Sobur. Semiotika Komunikasi ( Bandung: Rosdakarya, 2006). Hal. 123
[3] Abdillah Hanafi, Memahami Komunikasi Antar Manusia (Surabaya: Usaha Nasional 1984). Hal. 229

[4] Jalaluddin Rahmat. Psikoliogi Komunikasi.(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 1988). Hal. 289

Kamis, 07 Juni 2012

YASIFUN SEORANG NELAYAN TRADISIONAL


Feature
oleh: Lu'lu'ul Mardhiyatul Lailah


Tak ada seorangpun yang tau bagaimana nasib mereka ke depan-nya, Yasifun 46 tahun ia bekerja sebagai Nelayan Tradisional. Ia sangat terkenal di kampungnya yaitu paciran, lamongan dan juga terkenal di daerah Muncar, Banyuwangi. Yasifun terkenal sebagai Nelayan Tradisional karena kesabaran, ulet serta kepandaiannya dalam mencari ikan yang masih menggunakan alat Tradisional.

Yasifun anak  pertama dari 12 bersaudara, ia di tuntut untuk bekerja lebih awal sebelum dewasa. Ibunya, Kumingse 40 tahun sudah berbulan-bulan menderita penyakit kuning-kuningan atau sekarang penyakit itu di sebut  liver dan harus bekerja serabutan.  Dahlan ayah Yasifun telah meninggal, ketika ia masih berumur 13 tahun. Kelurganya sangat terpukul dengan kepergian ayahnya. Mereka tinggal di gubuk berdinding bilik bambu dengan dua kamar tidur. Mau tak mau ia harus bekerja menjadi tulang punggung keluarga.

Untuk menopang kehidupan, tiap jam 3 pagi hingga jam 3 sore, ia mulai pergi ke laut untuk berlayar menuju pulau yang di perkirakan banyak ikan. Perlayaran itu masih menggunakan layar bukan mesin, sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama dalam perjalanan. Jika mendapatkan ikan, dia bisa memperoleh pendapatan hingga Rp 20 ribu. Diapun sering tidak mendapat ikan sehingga tidak mendapat uang “sia-sia berlayar jauh tak sebanding dengan tenaga yang di keluarkan, ujar Yasifun tersipu.

Dia tak punya apa-apa kecuali perahu kecil yang biasa di gunakan untuk mencari ikan. Terkadang Yasifun harus ikut tetangga untuk menjual dagangannya di pasar. Namun di sela kehidupan yang keras yang di laluinya, yasifun bisa meluangkan waktu untuk belajar Agama lebih dalam di Tokoh masyarakat setempat. Sudah Lima tahun ia bekerja sambil belajar Agama.

Tak di sangka oleh Yasifun, ia mendapat kesempatan yang sangat bagus. Yasifun mendapat kepercayaan untuk mengelola sebuah perahu yang cukup besar, yang tak biasa di pakai olehnya untuk  bekerja sehari-hari. Cukup sabar dan ulet dalam bekerja sebagai Nelayan yang masih menggunakan alat Tradisional ini, ujar Tokoh masyarakat. Itu salah satunya mengapa Tokoh masyarakat memilih Yasifun untuk mengelola Perahu itu.

Kesempatan ini sangat bagus untuk memperoleh pengalaman yang baru lagi, apalagi berlayar di daerah orang yaitu di Muncar, Banyuwang dan Bali, ujar yasifun. Sebagai Juragan perahu yang baru, ia cukup handal dalam mengorganisir pegawai dan membuat mereka sangat nyaman dalam bekerja.

Dalam kurun waktu 3 tahun, ia bisa membeli perahu yang sama seperti perahu yang di pegang sekarang. Dengan membeli perahu itu, Yasifun bisa merekrut banyak pegawai sampai 30 orang. Selain itu juga bisa mensejahterakan masyarakat setempat karena dengan perahu itu mengurangi pengangguran di desa setempat.

Yasifun sangat terkenal di kampungya dan juga daerah yang lain seperti, Muncar, Banyuwangi dan Bali. Meski sudah menjadi orang yang sukses, Yasifun tetaplah Yasifun, ujar Yasifun. Meski sukses ia tak lupa dengan tetangga yang kurang mampu. Ia mempunyai sifat penolong dan belas kasih yang sangat tinggi.





Rabu, 06 Juni 2012

REMAJA MUSLIM VS VALENTINE'S DAY

Artikel

 Assalmualaikum yaa ikhwat
 

Valentine’s day atau bahasa kerennya Valentine’s day, siapa remaja masa kini yang tak kenal istilah itu?. Hampir seluruh manusia di belahan bumi manapun turut larut dalam perayaan hari kasih sayang yang jatuh pada tanggal 14 Februari itu. Menjelang hari yang dianggap membawa kasih sayang itu, semua manusia yang ingin merayakannya tengah sibuk mempersiapkan segala sesuatu agar Valentine’s day-nya bisa berkesan. Kesibukan anak cucu Adam ini diantaranya: sibuk berburu pernak-pernik Valentine’s day seperti cokelat, bunga, kartu ucapan atau aksesoris yang berbau Valentine’s day.

Disamping itu valentine’s day juga dijadikan para remaja sebagai moment yang tepat untuk menyatakan rasa kasih sayang pada pasangannya, karena banyak juga dari para remaja yang merayakan hari jadinya di hari kasih sayang ini. Moment valentine’s day ini dari budaya barat yang dibawa oleh kaum Nasrani. Kenyataannya para penganut valentine’s day ini bukan hanya berasal dari orang-orang non-muslim saja, tapi virus-virus valentine’s day sudah mulai menyebar dan mempengaruhi pola tingkah laku umat muslim, khususnya para remaja muslim di negara kita ini.

Dari budaya yang dibawa oleh kaum barat tersebut menimbulkan suatu pertanyaan.

Sebenarnya Muslim boleh atau tidak ikut merayakan valentine’s day?

        •         

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.

Dari ayat diatas kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa janganlah kita melakukan sesuatu yang tidak kita ketahui makna perilaku yang kita lakukan, bahasa ringannya jangan tiru-tiru apa yang tidak kita pernah pahami.

Islam sangat melarang umatnya dari sikap tasyabuh (menyerupai budaya atau gaya hidup non-muslim) baik dari segi ucapan, tingkah laku, atau cara bermode. Sungguh merupakan sebuah kekurang cerdasan jika kita sebagai generasi muda islam ikut melestarikan budaya yang sama sekali tidak memiliki ikatan sejarah, emosional, dan religius sedikitpun dengan ajaran islam. Keikutsertaan kita dalam perayaan yang identik dengan hura-hura dan maksiat ini merupakan refleksi sebuah kekalahan dalam peperangan mempertahankan identitas jati diri kita sebagai pemeluk Islam.

Sebagai generasi muda muslim, selain kita dituntut untuk lebih mendalami teknologi dan ilmu pengetahuan akibat bertambah majunya zaman, kita juga dituntut mampu mempoposisikan diri sendiri serta lingkungan atau budaya kita dari integritas budaya asing. Tidak mudah terbawa arus modernisasi yang cenderung menyesatkan dan jangan sampai kita sebagai umat islam hanya bagai buih di lautan, banayak mudah-mudi terombang-ambing, banyak namun tak berarti.

Kita sebagai muslim seharusnya bangga dengan budaya yang kita punya, jadi tak perlu ikut-ikutan budaya orang yang kita tidak memahami arti tujuannya. Hal ini semestinya yang harus kita lakukan di zaman masing-masing ke dasar ajaran agama islam, kembali ke ajaran islam yang sesungguhnya, mendekatkan diri pada Allah SWT, serta membekali diri ini dengan tembok pengetahuan agama yang baik.

Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk meninggikan kalimat Allah di medan perjuangan yang semakin hari semakin kompleks ini sesuai dengan background kita masing-masing. 

Amin yaa robbal’alamin



IBRAHIM SANG PENDIDIK

IBRAHIM SANG PENDIDIK
Nabi Ibrahim merupakan manusia yang mampu menggunakan akal pikirannya dengan baik dan benar, itu terbukti ketika nabi Ibrahim hidup ditengah-tengah kaumnya yang masih menyembah kepada sesuatu (patung-patung) selain Allah SWT. Bahkan sang ayah nabi Ibrahim merupakan pembuat patung berhala pada waktu itu, meskipun demikian nabi Ibrahim tidak lantas mengikuti apa yang dilkakukan masyarakat pada waktu itu. Sehingga timbullah suatu pertanyaan yang besar didalam sanubari Nabi Ibrahim terhadap apa yang dilakukan masyarakat pada waktu itu untuk menyembah kepada tuhan-nya. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam firmannya Surat Al-An’am ayat 76-79:
                                                                      
76.  Ketika malam Telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam."
77.  Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, Pastilah Aku termasuk orang yang sesat."
78.  Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, Ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
79.  Sesungguhnya Aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan Aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
Dari tiga ayat yang saya bacakan tadi maka nabi Ibrahim mencoba mencari cara untuk mendidik dan mengajarkan kepada masyarakat pada waktu itu, bahwa yang selama ini  dilakukan masyarakatnya adalah salah dan tidak berdasar kepada yang diharapkan oleh sang kholiq. Diantara pendidikan yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim mampu menjawab pertanyaan yang selama ini menjadi kegalauan dihatinya supaya kaumnya mau berpikir tentang siapa yang menciptakan alam semesta beserta isinya.
1.    Merupakan kebiasaan masyarakat Bangsa Arab, ketika datang hari raya besar setiap tahunnya semua penduduk dari setiap kota kecil maupun besar mereka pergi berburu untuk memperingatinya, namun sebelum mereka pergi terlebih dahulu menyiapkan makanan dan minuman yang lezat yang ditaruh didekat patung-patung yang telah menjadi sesembahan mereka. Ketika semuanya telah pergi berburu Nabi Ibrahim segera menghampiri patung-patung sesembahan mereka, pendidikan yang diberikan Ibrahim ketika menghancurkan semua patung-patung sesembahn mereka. Nabi mengalungkan sebuah kapak kepada salah satu patung brhala mereka, agar penduduk yang menyembah kepada patung berhala dapat berpikir, mana mungkin sebuah patung besar yang tidak bisa bicara, tidak bisa melihat dan tidak bisa bergerak mereka sebut sebagai tuhan maka dengan pendidikan seperti inilah yang dilakukan oleh nabi Ibrahim mampu merubah aqidah mereka.
2.    Nabi Ibrahim sosok orang tua yang berhasil dalam membina keluarga bahkan mendidik anaknya Ismail dalam membina keluarga bahkan mendidik anaknya ismail as, menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beraqidah lurus kepada Allah SWT. Hal ini terbukti ketika Nabi Ibrahim menerima wahyu dari Allah SWT yang melalui mimpi agar nabi Ibrahim menyembelih anaknya ismail as. Ketika hal itu disampaikan kepada nabi ismail as, Ismail pun memperkenankan si ayah untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT melalui mimpinya.
Keberhasilan ibrahim dalam mendidik Ismail as merupakan sukses terbesar yang dilakukan oleh nabi Ibrahim sebagai seorang ayah terhadap anaknya yang patut dicontoh bagi kita semua agar senantiasa keturunan kita menjadi keturunan yang beraqidah dan berakhlak mulia.
3.    Semoga umat selain umat islam mendapat hidayah dari Allah SWT. Bahwasanya kita percaya bahwa agama samawi merupakan yang benar melalui malaikat Jibril, untuk mengesahkan Allah SWT dan tiada Ilah selainnya sebagai pencipta semua tatanan kehidupan semesta alam beserta isinya, semua agama samawi percaya dan yakin bahwa akan diutusnya nabi terakhir sebagi penutup sekaligus penyempurna agama-agama samawi yangg telah ada, yang dilahirkan dari keturunan Nabi Ibrahim as akan tetapi ketika Nabi yang terakhir hadir dalam kehidupan mereka bahkan yang merisalahkannya adalah seorang Nabi juga, tetapi mereka juga mengingkarinya bahkan menyebut itu sihir.
Semoga kita dapat mencontoh serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dalam memurnikan aqidah saudara-saudara kita yang seiman dan seakidah. Serta dalam menjadi orang tua senantiasa menjadikan keturunannya beraqidah dan baerakhlak mulia.